Leptospirosis, Penyebab,Gejala dan Pencegahannya

Musim hujan selain membawa dampak banjir dan longsor juga meningkatkan potensi penyebaran penyakit seperti leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia sehingga penyakit itu masuk kategori zoonis.

Bakteri leptospira dapat hidup di air tawar selama kurang lebih satu bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan, bakteri itu akan cepat mati.

Leptospirosis sebenarnya bukan penyakit musiman, akan tetapi pada musim penghujan penyakit ini lebih cepat menyebar, karena banyaknya genangan air atau tanah becek yang mungkin telah tercemar oleh urine tikus atau hewan lain pembawa penyakit itu.

Penyakit leptospirosis ditularkan oleh hewan sperti tikus, babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.

Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah, atau tanaman yang dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptopirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi leptospira. Masa inkubasi penyakit ini adalah 4 – 19 hari.

Gejala dimulai dengan demam menggigil, pegal linu (terutama betis dan punggung), nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering, mual-muntah, sampai mencret-mencret. Ini terjadi di awal masa inkubasi.

Pada masa stadium lanjut, akan muncul gejala seperti penyakit kuning. Ini dikarenakan leptospira telah menyerang hati. Gejalanya kulit dan putih mata menjadi kekuningan, mata merah layaknya sedang sakit mata, adakalanya disertai pendarahan, dan kulit pun meruam merah. Jika diperiksa dengan stetoskop, dokter akan mendengarkan bunyi paru-paru yang abnormal. Komplikasi ke selaput otak bisa menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran.

Untukmenghindari penularan penyakit ini, biasakan berperilaku hidup sehat dan bersih. Mencuci tangan, kaki, serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah beraktifitas seperti di sawah, kebun, sampah, tanah, selokan, atau tempat tercemar lainnya.

Menggunakan alas kaki yang memadai serta sarung tangan saat berkebun, membersihkan tempat air dan kolam renang secara rutin, menghindari tikus didalam rumah/ gedung, menyemprotkan disinfektan ke tempat yang tercemar tikus, dan jauhkan tikus dari rumah kita.

Selain itu jika mengalami luka atau lecet, tutuplah dengan pembalut yang kedap air. Pakai sarung tangan jika menangani binatang, kemudian segera mandi setelah selesai. Dan jika memelihara binatang, ikuti anjuran dokter hewan saat memberikan vaksin pada hewan tersebut.

Original Posted By: Anggawa Artha

0 komentar:

Posting Komentar