Cerita Tentang Sang Elang

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang menjelang ke-30. Ketika elang berumur 30 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan : Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat panjang dan menyakitkan
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang, berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung. Dimulai dengan mematahkan paruhnya, mencabut satu persatu cakarnya hingga mencabuti bulunya satu demi satu, dan pada akhirnya lima bulan kemudian dengan paruh, cakar dan bulu yang baru, elang tersebut mulai menjalani sisa kehidupan barunya dengan penuh semangat.

Pun dalam kehidupan kita, tanpa terasa beberapa tahun lagi usiaku mencapai puncak emasnya, beberapa hal memang sudah pernah aku jalani, dari mulai kesakitan yang teramat dalam sampai kemuliaan dan kenyamanan hidup pun telah aku raih.
Dari proses kesakitan yang panjang itulah kini aku sadar, bahwa Allah memang telah merencanakan “sesuatu” untukku.

Aku memang masih harus banyak belajar tentang KEHIDUPAN ! Untuk menggapai segala sesuatu yang aku inginkan, terlebih dahulu Dia giring aku kedalam keterpurukan, kesedihan dan juga kesakitan, agar aku bisa menjadi lebih dewasa dan lebih bijaksana. Saat aku haus akan kesuksesan, Dia malah memberiku banyak kegagalan dan kerugian! Mungkin karena Dia menginginkanku untuk lebih banyak belajar, agar aku bisa mengajarkan kepada istri dan anak-anakku kelak (tentunya jika Allah berkenan), apa yang harus mereka lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan

Dengan proses itu semua, dengan segala kesakitan yang telah Dia berikan dengan penuh kasih sayang, akhirnya telah melahirkan seorang Anggawa Artha yang kuat, yang bijaksana pada dirinya sendiri dan seorang Anggawa yang tahu bagaimana harus bersikap jika ingin menjadi “orang besar” .

Berangkat dari itu semua, tanpa kita sadari terkadang dalam hidup kita juga harus mengambil suatu keputusan yang teramat sulit untuk memulai suatu proses pembaharuan. Kita harus berani membuang semua kebiasaan lama yang telah melekat dengan kuat (behaviour complex) yang tentunya menyenangkan dan melenakan. Kita harus rela untuk meninggalkan kebiasaan lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, mau membuka diri untuk belajar hal-hal baru. Kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru serta menatap masa depan dengan penuh keyakinan

KARNA SESUNGGUHNYA HALANGAN TERBESAR UNTUK BERUBAH TERLETAK DI DALAM DIRI SENDIRI, DAN KITALAH SANG PENGUASA ATAS DIRI KITA. JANGAN BIARKAN MASA LALU MENUMPULKAN ASA DAN MELAYUKAN SEMANGAT KITA.. KARENA KITA ADALAH ELANG-ELANG ITU !!
Anggawa Artha

0 komentar:

Posting Komentar