Did you know ?? di Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana - Pati (Jateng), orang lebih banyak mempergunakan tungku dapur daripada kompor minyak. Ketika musim penghujan tiba pengadaan bahan bakar kayu menjadi sulit. Oleh karena itu penduduk setempat menggunakan kayu bakar buatan, yang bahannya dari teletong (kotoran)sapi.
Kayu bakar buatan itu sendiri mereka buat pada saat musim kemarau, karena untuk membuatnya memerlukan sinar matahari yang cukup untuk mengeringkannya.
Di desa itu sedikitnya terdapat 150 ekor kerbau milik beberpa penduduk. Pihak desa menyediakan tanah untuk kandang secara massal, dikarenakan kerbau-kerbau itu tidak diperbolehkan masuk kampung, karena akan merusak jalan sehingga becek berlumpur.
Dalam sehari para kerbau dua kali menghasilkan teletong. Pertma tengah malam, dan kedua kurang lebih pukul 06.00. teletong yang pertama menjadi milik pemilik kerbau-kerbau itu, dan teletong yang berikutnya kan menjadi rebutan masyarakat sekitar.
Agar tidak terjadi perebutan yang sengit, anak-anak dan para remaja berkumpul dengan kerbau sambil membawa potongan-potongan bambu, dahan, kayu dan sebagainya, yang masing-masing sudah siberi tanda siapa pemilik potongan-potongan kayu tersebut.
Nah, ini dia gan serunya. Disaat kerbau-kerbau tadi membuang kotoran, secepat mungkin anak-anak dan para remaja tadi menancapkan potongan-potongan bambu atau kayu diatas teletong kerbau, hal itu mereka lakukan sebagai tanda bahwa teletong itu sudah ada pemiliknya, dan saking sportifnya tak ada seorangpun yang berani mengganti tanda yang telah ditancapkan orang lain dengan tanda miliknya..
Kayu bakar buatan tersebut bentuknya bulat pipih, sebesar alas cangkir dan dibuat tanpa campuran apapun. Biasanya teletong yang sudah kering itu mereka gunakan sendiri untuk keperluan memasak, tapi tak jarang ada juga yang menjualnya dengan harga RP. 5000 per kubiknya gan.. konon she per kubiknya bisa dipakai untuk memasak sebula penuh gan.. gimana, agan tertarik untuk mencobanya ?? dijamin maknyuzz pasti aroma masakannya..
Oleh: Anggawa Artha
Dalam sehari para kerbau dua kali menghasilkan teletong. Pertma tengah malam, dan kedua kurang lebih pukul 06.00. teletong yang pertama menjadi milik pemilik kerbau-kerbau itu, dan teletong yang berikutnya kan menjadi rebutan masyarakat sekitar.
Agar tidak terjadi perebutan yang sengit, anak-anak dan para remaja berkumpul dengan kerbau sambil membawa potongan-potongan bambu, dahan, kayu dan sebagainya, yang masing-masing sudah siberi tanda siapa pemilik potongan-potongan kayu tersebut.
Nah, ini dia gan serunya. Disaat kerbau-kerbau tadi membuang kotoran, secepat mungkin anak-anak dan para remaja tadi menancapkan potongan-potongan bambu atau kayu diatas teletong kerbau, hal itu mereka lakukan sebagai tanda bahwa teletong itu sudah ada pemiliknya, dan saking sportifnya tak ada seorangpun yang berani mengganti tanda yang telah ditancapkan orang lain dengan tanda miliknya..
Kayu bakar buatan tersebut bentuknya bulat pipih, sebesar alas cangkir dan dibuat tanpa campuran apapun. Biasanya teletong yang sudah kering itu mereka gunakan sendiri untuk keperluan memasak, tapi tak jarang ada juga yang menjualnya dengan harga RP. 5000 per kubiknya gan.. konon she per kubiknya bisa dipakai untuk memasak sebula penuh gan.. gimana, agan tertarik untuk mencobanya ?? dijamin maknyuzz pasti aroma masakannya..
Oleh: Anggawa Artha
0 komentar:
Posting Komentar